Social Icons

Jumat, 21 Oktober 2016

Titik Nol - Agustinus Wibowo

#Ulasan2016



Agustinus seorang anak keturunan Tionghoa yang menuntut ilmu ke negeri seberang demi menggapai mimpinya keliling dunia. Menjadi mahasiswa di Universitas Tsinghua dengan diisi mahasiswa mahasiswi genius dari penjuru dunia, ritme yang terlalu cepat,tekanan belajar yang tak mengenal henti, tentu tak semua mental kuat menghadapinya. Hampir semua mata kuliah menggunakan bahasa mandarin. Kesulitan yang dihadapi Agustinus menjadi berlipat, karna ia harus belajar bahasa mandarin lebih dalam untuk bisa menyerap materi perkuliahannya, sampai-sampai berat badannya turun hingga 7Kg. Tapi semangatnya untuk menggapai mimpi tak pernah luntur dan akhirnya ia bisa lulus dari Universitas ternama tersebut dengan peringkat dan nilai yang memuaskan.

Bahkan setelah lulus ia ditawari beasiswa S2 untuk melanjutkan studinya, tetapi jalan lain yang dipilihnya adalah berkeliling ke negara - negara tetangga untuk lebih mengenal negara yang dikunjunginya. Melewati jalur darat bukan semudah itu, ia harus melewati berkali - kali pemeriksaan visa, kecopetan, fantasi negeri dari Film yang mendunia dan luluh lantah dengan realita yang ia liat menggunakan mata kepalanya sendiri, serta penyakit Kuning yang dideritanya. 

Perjalanan mengejar mimpi, disisi lain Mamanya terserang penyakit Kanker dan bahkan ia tak tau berapa persen harapan hidup mamanya.
Lantas apa yang akan dilakukan Agustinus, apakai ia akan melanjutkan perjalanan untuk mengejar mimpinya ke ujung Afrika atau berhenti dan kembali ke Tanah kelahirannya?

"Nilai perjalanan tidak terletak pada jarak yang ditempuh seseorang, bukan tentang seberapa jauhnya perjalanan, tapi lebih tentang seberapa dalamnya seseorang bisa terkoneksi dengan orang - orang yang membentuk kenyataan di tanah kehidupan"(Hal. xi)

"Lepaskanlah segala sesuatu justru saat kau masih menikmatinya, sebelum mencapai titik jenuh ketika kenikmatan itu malah berbalik arah menjadi kebosanan, penolakan, penyangkalan, kebencian"(Hal.270)

"Perjalanan adalah belajar melihat dunia luar, juga belajar untuk melihat ke dalam diri. Pulang memang adalah jalan yang harus dijalani semua pejalan. Dari Titik Nol kita berangkat, ke pada Titik Nol kita kembali. Tiada kisah cinta yang berbubuh noktah, tiada pesta yang tanpa bubar, tiada pertemuan yang tanpa perpisahan, tiada perjalanan yang tanpa pulang" (Hal.531)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates