Social Icons

Minggu, 08 Mei 2016

Wanita Pejalan edisi Gunung Andong

Pada kalender sudah tertandai untuk tanggal 2 - 3 April nanjak ke Merapi, namun apa daya yang terencana hanyalah menjadi sebuah wacana.
Meskipun tidak jadi Merapi, tawaran ke Andong cumup menggiurkan untukku. Setidaknya tanggal yang sudah ditandai itu tetep ada agenda meskipun berbeda dengan rencana awalnya.

Satu Hari Sebelumnya
Untuk memudahkan komunikasi kami membuat obrolan di salah satu media sosial tujuannya memudahkan koordinasi dan memastikan siapa saja yang akan bergabung pada rekreasi kali ini (read: andong = hanya sebuah bukit = mendaki bukit = rekreasi) karna minggu - minggu berikutnya kami akan disibukan dengan praktikum peminatan. Dari kami ber enam, salah seorang dari kami sudah pernah ke Andong. Jadi kamipun tak takut kesasar karna memang sudah ada penunjuk arah yang jelas. Tetapi malam hari sebelum keberangkatan semua menjadi bingung antara jadi berangkat atau tidak. Karena rekan kami yang memang sudah dari awal menyanggupi sebagai penunjuk arah tiba - tiba tidak ikut karena badan yang tidak fit dan dikhawatirkan semakin ngedrop jika dipaksakan untuk ikut. 

Sabtu, 2 April 2016
Semua baru diputuskan siang hari, jadinya berangkat jam berapa? apa saja yang perlu dibawa? kumpul dimana? siapa saja personil yang ikutan? Semuanya lengkap terjabarkan. Rifa yang awalnya tidak jadi ikut, tergoyahkan keputusannya untuk ikut (karna RAGU kami semua bakal sampai ke tujuan atau tidak, cuman DIA yang tau jalannya). 
Akupun baru ijin habis magrib saat mau perjalanan ke Master Point , bahasa kerennya "titik kumpul"
Kami semua berkumpul di kosan Siska, tapi jam karet masih tersandang dan melekat bagi orang Indonesia. hehehe
Janjian pukul 19.00 harus sudah caw dari tembalang, dan kami masih tunggu - menunggu. Alhasil baru pukul 21.30 kami beranjak meninggalkan tembalang. Meskipun H-1 jam sudah bikin heboh group angkatan, menanyakan siapa yang mau gabung untuk perjalanan sebentar ini.
Sepanjang perjalanan cukup ramai, tetapi saat sudah melewati jalur baru Salatiga - Kopeng jalanan lumayan sepi dan sedikit penerangan sehingga kami berjalan beriringan untuk mendapatkan penerangan yang maksimal. Saat melewati jalur Kopeng kami memutuskan berhenti sejenak di sebuah minimarket untuk sekedar melakukan peregangan otot. Perjalanan yang panjang membuat kami cukup lelah dengan berkendara, udara dingin kopeng mulai terasa. Sekalian kami membeli bekal tambahan untuk perjalanan nanjaknya nanti. Setelah itu kami mulai melanjutkan perjalanan lagi dan hanya ada 3 motor kami saja selama perjalanan. Ya, meskipun selama perjalanan dihantui rasa takut dan juga khawatir. Saat memasuki perkampungan menuju camp pendakian, kami semua sdikit merasa lega. Kami memutuskan untuk melewati Jalur Gogik. Berhubung start pendakian kami pukul 02.00 dini hari dan mengejar sun rise, kami memilih untuk istirahat sejenak di salah satu rumah milik warga setempat.

Minggu, 3 April 2016
Mungkin bagi kalian semua yang sering mendaki sudah mengetahui bagaimana keramah - tamahan warga di sekitar camp pendakian. hal inilah yang membuatku ingin selalu datang dan datang lagi ke camp pendakian lainnya. Di base camp hanya tinggal kami berenam saja, rombongan sebelum kami sudah beranjak meninggalkan camp duluan. Alhasil kami langsung pindah ke karpet yang kain, karna karpet yang sebelumnya sangatlah dingin jika dipaksakan sebagai alas tidur. Maklum kami semua hanya pendakian tag tog atau bisa dibilang tak ada tenda dan semacamnya. Hanya bermodal tas ransel, makanan, dan minuman serta senter saja. Niat kami mengejar sun rise jadi nanjaknya mepet - mepet dan tak ada rencana untuk mendirikn tenda sama sekali. Sebenarnya pengen, cuman tak tau siapa yang mau membawa sampai atas hihihi
Balik lagi yang di camp pendakian, ada rombongan emas - mas yang menanyakan kepada kami apakah tau jalur ini atau tidak. rifapun menjawab iya, lantaran memang seminggu sebelumnya ia datang ke sini. Dan mereka mengajak untuk bareng biar sama - sama tau jalan naiknya. Kami pun mengiyakan. Bau asap rokok mengepul di ruangan itu, Rifa yang memang tidak tahan dengan asap rokok memutuskan untuk keluar ruangan dan menikmati dinginnya udara sekitar. Aku yang awalnya tahan - tahan aja, akhirnya melambaikan tangan juga. Keluarlah aku, lalu mengahampiri Rifa. Selang beberapa menit, Iid dan Siska lantas menghampiri kami. Berbincang - bincanglah kami semua, kemudian ibu pemilik rumah tersebut menghampiri kami dan menanyakan kenapa justru malah di luar rumah. Kami pun menceritakan penyebabnya, sontak ibu ini langsung menggiring kami untuk mengambil tas bawaan kami dan berpindah ke rumah sebelahnya. Lumayan ada sedikit hiburan (read: TV) yang lainnya tidur di atas tikar dengan lantai tanah liat, sepertinya kami salah mengambil keputusan. Karna di tempat ini jauh lebih dingin dari tempat sebelumnya, dengan lantai tanah yang sedikit lembab dan udara yang lumayan dingin semakin memperkuat rasa dingin ini. Nadia cerita saat kami semua beranjak meninggalkan rumah tadi, rombongan mas - mas yang ingin bareng sontak melihat kami semua dengan tatapan bingung. Mungkin mereka berfikir, "hlo hloo mau kemana ini? katanya mau jadi penunjuk arah atau berangkat bareng, tapi kok malah sudah pergi duluan" hehehe entahlah. Akupun juga tak tau apa yang ada di dalam pikiran mereka, yang pasti jika aku di posisi mereka akan timbul rasa bingung juga. Dan akhirnya nadia berinisiatif untuk memberi tau mas - masnya, kalau kita jadi bareng saja. ini hanya pindah tempat saja. Eh setelah mengumpulkan beberapa nyali, tetap aja tidak jadi memberitahu. Kalau kata nadia "aku cuman jago kandang kok, kamu aja yaaaa yang bilang" bukannya membantu, kami semua malah ketawa. Apalagi dengan tampang muka melasnya itu. Hehehehe
Setelah lama bercerita Siska, Nining, Rifa sudah terlelap dalam mimpinya. Tinggal Aku, Iid, dan Nadia yang asyik nonton Film yang sedang tayang. Saat jam tangan sudah menunjukan pukul 01.30 dini hari, kami yang masih melek membangunkan yang lainnya, dan sebagian ada yang kebelakang karna ada panggilan alam. Aku yang sudah kebelet, meminta nadia untuk mengantar. Maklum di luar sepi banget. Waktu melewati lengkong, nah bertemu dengan rombongan mas - mas yang tadi ngajakin bareng. Mereka sudah siap semua, dan tinggal berangkat saja. Bingun kan kalau lewat di depan mereka tapi tidak nyapa, berasa tidak sopan aja. Akhirnya Aku basa - basi, sudah mau berangkat mas? hati - hati yaa. Aku dan Nadia tak mau menyinggung masalah bareng atau tidak, kami berdua langsung jalan terus. Nah salah satu dari mereka menjawab "iya mbak, ini mau berangkat" berhenti beberapa menit, dannnnn
"berangkat jam berapa mbak?"
"kami berangkat jam 2 mas"
"oh yasudah mbak kami ikut bareng saja"
Selama perjalanan ke Toilet Aku dan Nadia menahan ketawa, gila aja orang sudah siap tinggal berangkat saja, eh malah nungguin kami yang sebagian masih terlelap tidur juga.
Lantara rasa tidak enakan, kami yang awalnya merencanakan berangkat jam 2.00, memutuskan mempercepat jam keberangkatan. Karna mereka ternyata memang sudah menunggu sedari tadi.
Packing ulang, dan siaplah kita berangkat.
Tak ada foto sebelum keberangkatan hehehe
Sebelum berangkat, perkenalan satu persatu, lanjut doa bersama dan mulailah kita menapaki jalan menuju pada keindahan Sang Pencipta.
Kami ada 6 orang dan mereka ada 4. Jadi total kami semua ada 10. Jangan sampai selama berjalanan nambah atau malah berkurang. Pokoknya harus pas dan sesuai. Oke
Medan yang kami lalui sudah sedikit menanjak, cukup menguras tenaga dan mengeluarkan keringat sebiji jagung. Napas mulai engap - engapan. Selama perjalanan kami saling tanya satu sama lain (malah rombongan mas - mas yang banyak nanya) wkwkw Kami cukup menjawab pertanyaan mereka. Dari pertanyaan yang mereka tanyakan, kami menarik garis kesimpulan bahwa mereka sering mendaki, tapi mereka malah mengelak dan mengatakan bahwa ini pendakian pertama mereka. Dalam hatiku berkata, yaelah mas jangan sok merendah dan kayak orang bloon yang tak tau jalan sama sekali. Bilang aja mau sekalian modus #eh pikirannya
Rifa berada paling depan, dan saat melewati percabangan justru kami mengambil lurus. Alhasil itu jalan buntu, sontak mas - masnya langsung ormed / orientasi medan mencari jalur yang semestinya. Dalam hati kami, jahat banget ya kami sudah berprasangka buruk sama mereka. Coba kalau tidak ada mereka, mau jadi apa kami cewek - cewek yang sok strong. hehehe
jalan - break - jalan - break - jalan - break begitulah pola kami, karna perjalan di alam bebas jauh lebih ganas daripada perjalanan di lalu lintas. Alam membuat kamu tau karakter asli seseorang seperti apa, alam mengajarkanmu untuk memahami satu sama lain, alam mengajarkan kamu untuk tidak sombong dan mampu menaklukannya. Kamu bukanlah orang yang bisa menaklukan gunung dan seisinya, kamu hanyalah seonggok makhluk hidup yang sedang mencari ketenangan dan mendamaikan konflik yang ada dalam dirimu sendiri.
Setelah hampir 3/4 perjalanan, kami memutuskan berhenti sedikit lama dan menikmati taburan bintang di langit. Salah satu hal yang membuatku kangen dnegan gunung yaa taburan bintang lah. Dan mas - masnya ternyata membawa peralatan masak, merekapun memasakan kami minuman hangat. hehehe Baik juga mereka.
kerlap - kerlip lampu kota
Setelah udara dingin mulai merasuki tubuh kami karna berhenti terlalu lama, kami memutuskan segera beranjak dan sampai ke atas. 15 - 20 menit kemudian kami sampai ke puncak Alap -Alap yang tidak ada warung.
Estimasi waktu kami dari bawah jam 02.10 dan sampai ke puncak pukul 03.50 Jauh dari perkiraan kami yang mungkin bisa sampai 2,5 jam. karna kami semua masih pendaki amatiran hehehe
Berhubung terlalu pagi di atas, udara yang mulai terasa dinginnya. sedangkan kami hanya bermodal jaket yang kategotinya masih belum membuat kami hangat. Tiduran dibalik gundukan tanah yang masih terasa juga udara dinginnya. Sebagian terlelap tidur, bersebelahan biar anget  (read: ini cewek semua hloo) mas masnya asik jalan - jalan mele
Sampai menunggu Sang Mentari muncul dari tempatnya. 1,5 jam waktu yang cukup lama bagi kami, suasana di puncak seperti lautan manusia. Hampir semuanya di dalam tenda, cuman kami cewek - cewek sok strong yang tak bawa ini itu hehehe
Biru membakar kuning mulai terlihat dan semua yang awalnya di dalam tenda tergugah untuk keluar dan menikmati Lukisan Alam Jagad Raya

masih belum terlihat



Sayangnya kamera hpku belum begitu jelas menangkap ganbar dengan pencahayaan yang masih sedikit.

Lautan Manusia


Nah setalah sudah terlihat sedikit jelas, mulai sibuk dengan kamera masing - masing hihihi

Shiluet #1

Shiluet #2


Shiluet #3

Shiluet #4

Shiluet #5

Shiluet #6


Saling berebut foto sama aku dengan jawaban gini
"nis, rambutmu diikat yaa, jangan keliatan kalau cewek"
" nis agak miring kesini, rambut panjangmu masih keliatan"
" nis jangan liat kamera ya"
" nis tatap mataku"
" nis agak deketan dong, tambutnya jangan lupa ditutupi"

Duh ada - ada ya mereka, mau buat bahan pamer ke mantan apa yak? dengan korban telak adalah AKU huahhhhhh

Shiluet #7
*salah seorang pendaki yang tertangkap kamera kami

Shiluet #8

Shiluet #9

Sudah puas dengan foto model shiluet - shiluet an, baru negok ke belakang eh nemu awan yang bentuknya bagus. Alhasil foto gantian satu - persatu. Asalkan upload nya jangan bebarengan aja hhhihihi
Ngomong - ngomong masalah upload, di atas sini ada sinyal hloo, cuman kartu perdana tertentu hehe

RIFA

NADFU



SISKA

UWEE












sudah capek dan bingung mau di spot sebelah mana biar fotonya bagus, belakangnya. Lanjut isi amunisi dengan bekal yang dibawa. Roti andalah wkwkwkw

Kabut tebal mulai muncul dan terjadi bias cahaya yang menghasilkan warna pelangi nan cantik


sayangnya kamera yang kami punya tidak bisa menagkap gambar dengan kualitas bagus. Kamera terbaik adalah mata kita sendiri.
Yang lain sudah tak kuat lagi, eh aku dan iid masih sibuk dengan jepretan masing - masing



#kusuka langitnya

Matahari mengintip dari balik tenda






AWANNYAAAA
*cuman hitungan detik, sekilas awan menghlang

gunung apa itu?














Pukul 07.30 kami menyudahi di atas puncak lalu beranjak turun, siapin lututnya yaaa buat nahan beban badan dan juga beban hidup yang tak kunjung berkurang wkwkwk
Salah pijakan, terpeleset, kanan - kiri jurang. jadi wajib hukumnya hati - hati dan pastikan pijakan yang tepat












Saat turun yang apesnya adalah kebelet pipis dari puncak sampai ke base camp pendakian, bisa bayangin sendiri kan gimana rasanya? turun = mempercepat rangsang kebeletnya = tapi dari otak mengirim impuls untuk menahannya sampai menemukan tempat yang cocok untuk membuangnya, tapi selama perjalanan turun tak kunjung menemuinya. Buang jalan aja sedikit susah
du du du duuuuuu

Sampai camp pukul 09.30 langsung membersihkan diri, dan tidur sejenak sebelum menempuh perjalanan ke tambalang. Setelah sedikit berkurang lelahnya, tepat pukul 10.30 kami meninggalkan base camp dan beranjak ke semarang, sekalian mencari tempat makan di jalan pulang. Setelah menemukan tempat makan yang pas, sudah menunggu hampir 1 jam tapi makanan tak kunjung datang, sedangkan kantuk mulai menyerang. huaaaaaaaa, 5 menit kemudian datanglah makanan kami dan langsung dibabat habisss tak tersisa, malahan tambah kremessan buat cemilan wkwkwkwk
Cus meluncur ke Tembalang
Sampai tembalang jam 13.30,,,,




" hati - hati boleh saja, tetapi jangan sampai berfikir yang negatif 
tentang orang lain. Karna sebelum kita mengenalnya, kita tak tau 
baik atau buruknya orang tersebut. selalu tumbuhkan afirmasi
dan pikiran positif pada diri sendiri"


 ~ selesai  ~




 
Blogger Templates