Social Icons

Rabu, 10 Mei 2017

Langit Merbabu - Rons Imawan

#Ulasan2017


Ada 3 cerit dalam buku ini:
-Langit Merbabu-
Dua hal begitu berarti untuk Raras adalah Langit dan Gunung. Tepat pada ulang tahunnya  ia ingin berada di ketinggian 3142 mdpl, namun ia hanya bisa berangkat dengan keempat temannya. Langit sang kekasihnya tak bisa menemani, karna memang Langit punya penyakit asma dan itu akan sangat berbahaya bagi keselamatannya, jika ia memaksakan untuk tetap ikut pendakian dengan Raras. Satu hal yang Raras khawatirkan saat berada di alam bebas, kemampuannya akan melihat dimensi lain secara liar bekerja tanpa permisi. Dan kejadian pada penglihatannya itu akan terjadi setelahnya. Hal ini mulai dirasakannya saat mendiang ibunya sakit keras di rumah sakit, ketika itu Raras bergantian menjaga ibunya dengan ayahnya. Ayahnya menjaga di rumah sakit, dan ia pulang untuk beristirahat. Keesokan hari sebelum Raras berangkat kuliah, ia melihat ibunya sarapan dengan lezatnya di meja makan dengan raut wajah segar bukan seperti orang sakit. Rasa senang Raras melonjak dan ia juga tak lupa menghujan ibunya dengan banyak pertanyaan. Sampai akhirnya telpon pada hpnya  berdering dan tertera nama adiknya yang meminta ia untuk segera ke rumah sakit, karena ibunya sudah meninggal. Sesaat kemudian ia memandangi wajah ibu yang berada di depannya perlahan memudar dan menghilang. 

Sejak kejadian itu, satu kelebihannya ini selalu bekerja saat berada di alam bebas dan itu menjadi satu hal yang dikhawatirkan Raras. Saat melakukan pendakian dengan temannya ke Gunung Merbabu pikiran Raras liar menjelajah. Ketika ia dan temannya memutuskan untuk istirahat sebentar karna sudah merasa lelah, sehingga Raras memanfaatkannya untuk buang air kecil. Menjadi hal yang mudah bagi Raras untuk menentukan spot yang sesuai, setelah selesai menuntaskan tugasnya ia kembali lagi ke rombongannya. Namun tiba-tiba angin kencang datang membuat ia sulit untuk kembali hingga suatu ketika ada seorang anak kecil berkupluk merah menghampirinya dan meminta Raras untuk menolong salah seorang temannya yang terperosot ke jurang. Dengan sigapnya Raras menuruni jurang untuk melihat kondisi teman dari si anak berkupluk merah, setelah ia sampai di bawah memang benar bahwa ada satu anak yang tergeletak lemah di tanah, tetapi yang membuatnya kaget adalah pakaian dan kupluk yang digunakan anak itu sama persis dengan si anak berkupluk merah tadi. Ia pun mencoba membalikkan badan si anak untuk melihat wajahnya seperti apa? untuk memastikan apakah benar si anat tadi atau tidak? Dan ternyata benar. Jasad itu adalah jasad dari anak berkupluk merah yang ia temui tadi. Raras sontak berteriak sejadi - jadinya.
Sejak itu, pikirannya melayang - layang pada Langit kekasihnya. Apa yang akan terjadi pada Langit?

-Sang Imam (makmummu adalah seribu jin dan malaikat Merapi)-
Rahung, seorang pemuda yang sedari kecil sudah menapakkan kaki pada beberapa puncak tertinggi di Provinsinya. Ayahnya memang seorang pendaki gunung sejati sering sekali ia mengajak Rahung dalam pendakiannya. Hingga suatu ketika tiba saatnya Rahung untuk berkeliling Pulau Jawa dan menapakkan kakinya pada beberapa Puncak Tertinggi di Pulau tersebut. Awal perjalanannya di mulai di Gunung Merapi jalur Selo. Saat itu dalam perjalanan ia bertemu dengan seorang kakek bernama Mawadri dengan seorang cucu bernawa Gawitra. Mereka saling bertegur sapa dan sedikit berbincang. Hingga senja mulai terlihat akhirnya mereka saling melanjutkan perjalanan. Mawadri dan Gawitra turun menuju rumahnya yang berada di Desa Selo, sedangkan Rahung harus melanjutkan perjalanannya untuk mencapai puncak merapi. Sampainya ia di Pasar Bubrah ia mendirikan tenda, tanpa sadar bayangan wajah Gawitra terlukis jelas di langit puncak Merapi. Tanpa sadar ia berucap seandainya ia hidup 15 tahun sebelumnya maka akan dipersuntingnya gadis tersebut. Adzan Magrib berkumandang, Rahung berganti pakaian yang bersih untuk memunaikan kewajiban shalat magrib, dengan menggelar sajadah kecilnya menghadap kiblat. Ia melantunkan lafal dengan nyaringnya, sampai tibannya selesai bacaan surat Al Fatihah dan terdengar suara jawaban AMIN dengan nyaringnya. Bukan tak lain adalah mereka para makmumnya. Suara tersebut cukup mengganggu konsentrasi Rahung, dengan dilema apakah ia akan melanjutkan sholatnya atau justru membatalkannya kemudian langsung masuk ke dalam tenda.
Bagaimana kelanjutannya? Apakah Rahung dapat keluar dari dimensi mereka dan kembali pada keluarganya? Apakah ia juga akan mempersunting Gawitra?



-Rest (in Peace) Area-
Anjar dan kedua sahabat kembarnya Harap dan Gema. Mereka melakukan perjalanan Jakarta - Sukabumi dengan sang sopir adalah Anjar. Gema duduk di samping Anjar dan Harap berada di belakang. Saat asyiknya mengemudi Harap terusik pada sebuah artikel yang menjelaskan bahwa ada seorang wanita yang melakukan eksperimen  mengendarai mobil dengan kecepatan diatas 120km/jam dan menutup mata selama 10 detik dengan menyampaikan permohonan yang diinginkan. Sesampainya di rumah ternyata permohonannya memang benar - benar terjadi. Kemudian ia menceritakan hal itu pada sahabatnya dan mencoba untuk mengulang kembali eksperimen tersebut. 
Dan apa yang akan terjadi? Apakah permohonan wanita tersebut akan terkabul lagi? Apa yang akan dilakukan Anjar, Gema, dan Harap? Apakah mereka juga akan mencoba eksperimen tersebut?

"Jika kita tak mampu meluluhkan hati seseorang dengan kata - kata atau tindakan, luluhkanlah ia dengan doa karena pemilik hati manusia adalah Tuhan. Dia mempunyai kuasa untuk memutarbalikkan dorongan apa pun yang menguasai hati manusia" (Hal. 129)

"Ilalang tidak diberi kemampuan untuk tumbuh setinggi pohon - pohon karena angin kencang di atas sana akan mematahkannya. Sama seperti iman. Semakin kokoh iman seseorang, semakin kencang cobaannya" (Hal. 133)

"Kalaupun harus patah hati, percayalah, itu lebih baik daripada melanjutkan hidup dengan bayang - bayangi penyesalan karena cinta yang tidak pernah dikejar" (Hal. 144)

"Kita percaya yang dinamakan takdir, sebuah kata yang memiliki kekuatan hebat. Karena percaya takdirlah manusia bisa bertahan dari sakitnya kehilangan" (Hal. 201)

"Cinta lebih indah dirasa ketika keduanya sama - sama terjatuh, meskipun salah satunya harus menunggu" (Hal. 249)





------o------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates