Social Icons

Kamis, 07 Mei 2020

S U M I - Jazuli Imam

#Ulasan2020


Sumi, masa kecilnya begitu dijaga ketat dengan orang tuanya, terutama Bapaknya. Sejak kepindahannya ke Jakarta. Ia hanya diberi jam bermain waktu sore sampai jam 18.00 dengan catatan dia tidak bermain di Beskem, sebuah gudang kosong yang dimanfaatkan menjadi tempat krestifitas, ada pojok gitar, tenis meja, depan gudang juga terdapat lapangan voli, keluar sedikit sudah masuk lapangan bola.
Namun pribadi Sumi yang pendiam membuat dirinya menjadi bahan olokan teman seumurannya, sumi hanya bisa bermain sepak bola, dan menunggu gudang sepi untuk sekedar bermain gitar untuk dapat memainkan lagu Slank ataupun Iwan Fals.
Tetapi kegiatan bermusik yang tidak ada manfaatnya sangat dibeci oleh Bapaknya, maka dari itu ia selaku diam2 belajarnya.
Sampai suatu ketika uang tabungan ia belikan gitar dan dibawa ke rumah untuk ditunjukan kepiawaian nya memainkannya, bukan pujian yang didapat melainkan kemarahan besar Bapak dengan menyeret Sumi sampai ke depan beskem.
Saat beranjak dewasa sumi pergi dari rumah untuk mencari makna dari hilangnya masa kecilnya hingga ke Ujung Timur.
Menjaga jarak dengan orang lain, membuat org lain tidak mengetahui kehidupan pribadinya menjadi benteng pertahannanya selama manapaki ujung Timur.
Hingga suatu ketika ia dikira sebagai mata-mata teroris dan terpaksa warga dan tentara sekitar menghakiminya.
Beruntung ia diselamatkan salah seorang warga lokal.
Jadi sampai kapan Sumi menemukan kedamaian? Perjalanan seperti apa yang membuatnya berhenti dan kembali ke Jakarta?


"Banyak orang berjalan, tapi mereka tidak kemana-mana. Tidak mendapatkan apaapa. Sebab penerimaan membutuhkan ruang, Ia butuh merendahkan hati dan kesediaan untuk menurunkan keangkuhan bahwa hidup tak selamanya matematika"



--o--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates