Social Icons

Minggu, 21 Februari 2016

3371 mdpl

Awalnya!!!! (Minggu Pertama Libur - an)
Berawal dari salah seorang teman yang setelah ke Andong kemudian akan melanjutkan perjalanan lagi ke salah satu gunung. Selanjutnya dia mengupload salah satu gambar gunung dengan caption "perjalanan selanjutnya" wow aku langsung terperangah itu Gunung Sumbing atau Gunung Sindoro? langsunglah dimulai percakapan yang intinya aku ingin gabung dengan pendakian dia. Hehe........

Dibutlah multiple chat di line, selanjutnya kita menyiapkan perlengkapan yang mungkin dibutuhkan selama pendakian dan kebanyakan menyewa. Meskipun awalnya canggung mau chat bagaimana, ya hanya menambahkan perlengkapan yang sekiranya kurang (hanya sekedar usul)

H-1 (3 Februari 2016)
Info sebelumnya akan diadakan kumpul pertama untuk lebih mengenal dan pembagian peralatan, nah sebelumnya sudah mempersiapkan tiket untuk minggu depan ke Solo *only ME
Saat itu aku ditemani oleh salah seorang teman SMA ku dulu, berhubung tidak tau dimana kosan Aqwia alias Sipo, langsunglah aku PC ke Nivia alias mbak Cer menanyakan apakah dia akan ikut kumpul "kopi darat" biasa orang menyebutnya. Justru kabar tak mengenakan yang aku dengar, Nivea tidak jadi ikut dengan pendakian tersebut karena suatu alasan. Padahal dalam rombongan pendakian aku hanya mengenal Nivia, karna dialah yang mengajakku untuk gabung ke pendakian itu. Dan ini malah dia sendiri yang tidak ikut. Sebenarnya mau membatalkan keikutsertaan, tapi mau bagaimana lagi? Karna mendaki ke Sumbing masuk dalam salah satu DAFTAR RESOLUSI 2016 ku, So that aku amat sangat tetap gabung ke acara itu.
Meskipun akhirnya aku tidak jadi datang ke first gathering pendakian ini, lantaran tidak ada wanita yang datang. huhh
Entahlahh, serba bingung jadinya..
Kita lihat besok saja :)
Walaupun awalnya bingung mau menginap ke mana? Kalian pasti taulah, tanggal segini masih jauh dari awal masuk perkuliahan. So pasti masih banyak yang ada di kampung halaman dan belum kembali ke kehidupan anak rantau. Alhasil tanyalah aku ke Nivia, apa dia di tembalang atau tidak? Meskipun tidak jadi ikut rombongan pendakian ini.
Dan untungnya di kembali ke tembalang H-1 pendakian untuk mengurusi AKM dan Siakad di kampus *kenapa harus ke kampus? karena kalau di rumah masing - masing siakad tidak bisa dibuka. Nah akhirnya aku berniatan bermalam di tempat Nivia dan besok pagi motor aku titipin ke tempat Citra, salah seorang kawanku dari Medan yang baru saja mendarat cantik di Semarang. Hehehe...
Banyak obrolan antara aku dan Nivia, dari bahas kenapa ia batal ikut? cerita tentang teman - temannya yang mengajaknya mendaki? dan pengalamannya kemaren mendaki Gunung Andong, dan masih banyak obrolan lainnya sampai kita terlelap tidur masing - masing.

Hari H ( 4 Februari 2016)
Hayo ada yang tau ini hari apa?
Apa ada yang spesial di hari ini?
Entahlah....
Pagi ini kami janjian di kontrakannya Sipo alias Aqwia jam 08.00 untuk berkumpul dan packing semua peralatan yang dibutuhkan. Sekarang di kosan Nivia sudah ketambahan satu orang lagi, Dewi namanya. Dia salah seorang teman Nivia yang sekarang sedang belajar di salah satu Akademi Kebidanan di Jakarta, dia ini yang nantinya juga akan ikut rombongan mendaki kami. Awalnya cukup canggung, takut dan bingung kalau tidak ada obrolan. Dan ternyata semua keraguanku memudar, Dewi so easy going, cerewet sekali dan banyak obrolan yang kita perbincangkan. Saat itu dia juga belum packing karena sebagian barang - barang masih di tempat Sipo dan ia juga belum membeli logistik selama perjalanan.
Tepat pukul 07.30 kami (read: Anis, Dewi, Nivia) menuju kontrakan Sipo. Sampainya kami di kontrakan sipo, berhubung kami semua belum sarapan. Kami memutuskan setelah meletakkan beberapa barang bawaan aku dan dewi kita menuju ke salah satu warung makan yang ada di sekitar kontrakan Sipo. Dan saat itu pula Nivea memutuskan untuk berpisah dengan kami, karena ia harus mengantar Mbak kosannya yang hari ini akan melakukan Sidang Skripsinya *jadi sadar tahun depan aku juga akan ribet mengurus itu . Selanjutnya Aku, Dewi, Sipo, dan Dilah sarapan buryam, eh sampainya di sana tidak ada tempat duduk sama sekali, mulailah kami beralih ke tempat sebelah buryam itu, bukan tak lain nasi pecel. Mulai makanlah kami...

Setelah cukup mengisi amunisi kami kembali ke kontrakan Sipo dan ternyata di sana sudah ada Lutfi atau biasa dipanggil Upi. Padahal jam tanggan sudah menunju pukul 09.00 tapi yang lain tak kunjung datang. Sepertinya kan ngaret... Bukan lagi seperti, tapi ini SUDAH TERLIHAT SEKALI
Tak lama dari itu dalanglah teman - teman sipo, entah siapa saja aku lupa. Pokoknya hanya sebagian, karena sisanya menunggu di Meeting Point lainnya hahaha...
Dewi dan Upi ijin berangkat duluan untuk mengisi angin dan bensin, mereka akan menunggu di SPBU terdekat. Aku, Dilah, dan Sipo menuju ke tempat kumpul teman - temannya Sipo yang isinya cowok semua (BEDA SEKALI SAMA FKM = MAYORITAS CEWEK

Aku dan Dilah memutuskan untuk di luar saja, karena kami juga belum ada yang kenal dengan mereka, Sipo memberikan perlengkapan yang sekiranya masih bisa ditambahkan ke tas mereka yang bisa menampung pastinya. Berhubung di luar panas matahari hari ini cukup menyengat, akhirnya aku dan dilah memutuskan untuk masuk ke kosan itu dan menunggu di pos penjaga, sedikit lebih adem. Duduklah kami di bangku tersebut, ya meskipun ada sedikit obrolan mereka yang intinya menggoda kami-,-
Baru saja duduk, eh si Dewi menelpon Sipo dan baru saja ingat kalau Hp dia ketinggalan di kontrakan Sipo yang tadinya sedang di charge. Mau tidak mau sipo menghampiri Dewi dan Upi untuk memberikan kunci kontrakannya. Kalau Sipo pergi berarti Dilah juga pergi karena mereka memang sepaket. Tinggal lah aku seorang diri dengan para Adam ini.
Meeting Point selanjutnya adalah SPBU, berhubung masih ada 1 orang lagi yang tak kunjung datang, pastinya para geologis ini menunggu dia. 5 menit berlalu, 10 menit berlalu. *berasa lama bgt :(
Nah akhirnya setelah beberapa menit bagi mereka *mungkin, dan itu berasa berjam - jam menurutku. Datang lah si orang 1 ini, giliran kita mau siap berangkat. Eh dianya belum packing sama sekali, geli juga melihat ejekan mereka yang mengatakan packing harus selesai selama 3 menit.
Berasa ospek kali ya hahahaha..
Dan sekarang aku bingung mau bonceng sama siapa?
Gimana mau memulainya?
uwoooooo, tapi tidak lucu juga kalau kita bonceng seseorang tapi kita juga belum kenal sama mereka, setidaknya taulah nama dia itu siapa?
Siapkan nyali, dan mulailah saling berkenalan. Tidak mudah juga untuk menghafal semua nama mereka dalam satu waktu, aku berharap nanti selama perjalanan bisa hafal semua nama mereka. Dibawa ngalir ajalah. Intinya aku dibonceng sama bel bel, lupa depannya qi, gi, ti, atau ky hehehe
Awalnya mengira mereka dari batak semua, karna dari logat bicara hampir sama dengan orang batang, tapi ternyata bukan batak tapi daerah sumatra, yaitu Siantar, Jambi, dan di ujung sana
Bel cukup cerewet buktinya baru bonceng aja sudah banyak yang dibicarakan, intinya untuk saling mengenal. Hanya informasi biasa si, Selanjutnya kita menuju meeting point di SPBU menunggu semuanya komplit dan kita mulai caw beangkat ke basecamp pendakian Sumbing.

Kali ini kita ada 13 orang dalam satu rombongan, dengan pasangan tiap motornya ada Aku dan Kybel, Sipo dan Dilah, Upi dan Dewi, Yosef dan Andrew, Frans dan Cris, Sumaher dan Daniel, Iqbal alone. Mulailah kami melakukan perjalanan menuju basecamp pendakian G.Sumbing, nah berhubung ngendarainnya lumayan ngebut jadinya ya terjadilah miskon, yang awalnya lewat bandungan alias sumowono. Eh beberapa rombongan justrus lewat jalan kota. Aku pun hampir sampai ke pertigaan yang ke arah Ambarawa, tetapi Kybel memutuskan untuk memutar balik dan ikut ke rombongan Sipo. Entah Sumaher sampai mana? Hampir 1 jam kita menunggu, dan ternyata si pasangan ini sudah sampai wonosobo. Huhhhh... antara kesel sama jengkel juga ya, hahaha kita menunggu 1 jam tanpa membuah kan hasil, washing time bangetlah...
Saking gabutnya beginilah kami *cuman yang cewek


Berhubung kita sudah washing time sekali, mulailah kita melanjutkan perjalanan lagi. Lewat Bandungan - Sumowono - Temanggung dan turun lah hujan selama perjalanan, untungnya tidak begitu lebat hanya saja sedikit banyak basah pada jaket yang kami kenakan.
Baru memasuki Temanggung kota kita berhenti sejenak ke SPBU terdekat untuk istirahat sekalian ibadah, yang sekitar 30 meitan kita berhenti. Nah setelah itu ke arah Wonosobo sampailah di alun - alun dan ternyata kehilangan salah satu motor dari kami menghilang-,- entah salah belok atau apa, kami memutuskan untuk berhenti di salah satu masjid besar sekitar alun - alun. Lama lagi kita menunggu, dan ternyata ternyata Frans sudah sampai ke Basecamp nya, langsunglah kami semua menyusul dengan kecepatanseperti biasanya.
Mungkin ini karena sebelum berangkat tidak briefing terlebih dulu, ya jadilah begini hahaha...
Sampailah kami semua di Gapura Selamat Datang Wonosobo, but it's not enough. Perjalanan masih jauh bung, eh tidak tau juga. Sepertinya sebentar lagi, dan lucunya saat sampai di persimpangan jembatan yang sedang di perbaiki kami memilih jalan yang salah. Bukan tak lain adalah jalan ke arah proyek itu dilaksanakan, Alhasil kami semua putar balik. Dan orang yang sebelumnya di belakang kami juga mengikuti kami ke arah yang salah, jalan yang salah maksudnya. Gelik gitu jadinya :)
Basecamp Pendakian G Sumbing yang kami datangi yaitu via Garung, tepatnya di kiri jalan setelah basecamp pendakian G. Sindoro yang berada di kanan jalan.
Tepat pukul 14.00 sampailah kita di step 1, star from clim the Sumbing Mountain. Istirahat sembari menikmati "PENTOL"  alis bakso, meskipun rasanya biasa saja. Berhubung kami lapar ya semuanya terlahap habis tak tersisakan, yang paling lucu adalah Si Upi makan dengan menambahkan banyak sambal, entahlah apa yang akan terjadi setelah itu. You Know lah hahaha...
Filosofi yang mengatakan lelaki kurang PEKA mungkin saja ini adalah buktinya. Sebelumnya kan sudah diceritakan kalau aku ikut rombongan pendakian temenku dan ternyata dia batal ikut, alhasil aku ikut dengan orang yang sama sekali belum dikenal. Nah Dilah dan Dewi juga belum kenal dengan yang lainnya kecuali dengan Upi, Sipo, dan aku. Karena sisanya adalah temannya si Sipo, nah mereka berdua ini berniatan untuk berkenalan yang lainnya, dengan mengkode ke sipo untuk memperkenalkan mereka tapi dia justru tidak mengerti isyarat yang kami berikan. Akibatnya berangkat perjalanan sebelumnya kita melakukan pemanasan sejenak sampai melakukan perjalanan menuju POS 1 belum berkenalan juga. Dan mereka hanya pasrah dan berharap semuanya akan mengalir saja saat perjalanan.

Pukul 15.00 kami star dari basecamp, medan yang dilalui cukup melelahkan. Sekitar 10 km untuk bisa mencapai Pos 1, dari melewati jalan beraspal sekitar 100m kemudian berubah menjadi jalan berpetak atau berbatu. Itu sangat sangat melelahkan dengan kemiringan sekitar 45 derajat, kedua kaki ini seperti diuji hehehe, setekah itu barulah kami melewati jalan tanah yang berbatu juga, cukup licin. Karena itu merupakan jalan perpotongan yang biasa dilalui pendaki, sedikit kaget karena ada ojek dari basecamp sampai pos 1 dan itu cuman 25rb per orang. Hehehe tapi kami memutuskan untuk berjalan dan tidak menggunakan ojek. Pemandangan di sekitarnya sangatlah bagus, dengan kebun teh.

kiri - kanan
Iqbal - Upi - Sumaher - Daniel

sepanjang perjalanan

Satu setangah jam perjalanan, sampailah kami semua di Pos 1. Bisa ngeteh dulu sambil ngemil gorengan, lumayan tambah yang anget - anget karena suhu sudah cukup dingin jika kita hanya berdiam diri sebentar. Setelah puas isi amunisi, saatnya melanjutkan perjalanan ke pos pos selanjutnya. Jalan yang kita tempus sekarang tidak begitu berat dari sebelumnya, mungkin sebelumnya adalah pemanasan buat kami semua dan ini kita sudah menyesuaikan lingkungan dengan cepat. Jalanan tanah yang licin dan cukup curam kemiringannya membuang keringat kami begitu banyak. Dari yang awalnya kedinginan kemudian mengenakan jaket dan sekarang jadi kepanasan hehehe.. Inilah alasan mengapa aku tak pernah mengenakan jaket selama perjalanan :D
Butuh waktu cukup lama untuk mencapai pos pos selanjutnya, tepat jam 18.00 kita sampai ke pos 2 sekalian ISHOMA (istirahat, sholat, makan). Hari mulai gelap, kabut mulai kelihatan dan dingin yang cukup menusuk, siapkan senter dan barulah kami melanjutkan perjalanan. Berhubung yang tidak semua membawa senter, untuk menghematnya kita hanya menggunakan 4 senter yang dibagi ke setiap bagian, dengan 1 di depan, 2 di tengah dan 1 di paling belakang. Selama perjalanan kita hanya minum air tidak cemil sana cemil sini takut nantinya seret kali yaa hehehe

Selama perjalanan anak - anak cowok khususnya malah menceritakan hal - hal yang mistis, dan saat itu juga kita menyadari kalau hari itu adalah malan jumat kliwon pula, makin merinding kan? Nah yang paling lucu adalah si Kybel kan paling belakang, eh si doi minta tuker posisi, takut nantinya malah ada lagi di belakangnya. Dan untuk meyakinkan semuanya kita berhitung dari depan dan belakang, berharap tidak akan berlebih orangnya. Serem aja jika nanti ada yang menyebutkan angka "EMPAT BELAS" 
Setelah cukup jauh menempuh perjalanan, rasa lapar mulai menyerang kami semua. Alhasil kami berhenti sejenak dan mulai membuka makanan yang ada di tas kami masing - masing. Nah kali ini ada yang habis dari Malang, jadinya dia membawa kripik apel yang katanya khas banget sama kota malang. Snack diputar dari ujung ke ujung, ada juga yang menikmati rokok juga -,-
Nah mulai nih pada kepo fakultas yang lainnya, dari Geofisika, FKM, Kebidanan, Geologi, Peternakan tapi ngaku - ngaku anak Mesin haha..
Pokoknya cerita banyaklah, sampai lupa apa saja kontennya. Tanpa disadari kami semua sudah mulai akrap bahkan mengingat nama yang lainnya. Tepat pukul 21.00 kami sampai di bawahnya PESTAN bukan tak lain adalah "PASAR SETAN". Entah kenapa namanya seperti itu? mungkin setiap malah dimensi lain ada interaksi di sana, orang yang beruntung atau apeslah yang akan dapat masuk ke dimensi mereka. Lumayan magis juga gunung Sumbing ini. Karena di pestan pepohononan sedikit maka kami memutuskan tidak membangun tenda di sana, tetapi di bawah sebelum pestan yang terdapat tanah lapang dan lumayan pepohonan sehingga saat angin lebat tidak terlalu dingin karena terhalang pepohonan.
Kali ini kami membagi job, yang merasa laki - laki mendirikan tenda dan yang merasa perempuan memasak. Menu kali ini adalah nasi (1 nesting untuk 13 orang-_-  *karena masaknya begitu lama) Meskipun awalnya takut gagal berasnya menjadi nasi, eh ternyata berhasil. Cukup lama membuatnya. Selain itu ada mie rebus yang dibuat jadi mie goreng, dan telur di campur dengan metega. Baunya sih enak, entah bagaimana rasanya? Lucunya kami semua tidak ada yang membawa piring, sendokpun hanya 5 biji. Untungnya Si Upi membawa kertas minyak *bukan yang buat muka ya ini
tapi kertas yang biasanya dibuat untuk bungkus nasi. Yasudah akhirnya kita menjajarkan semua kertas di tanah yang lapang kemudian menuangkan nasi, mie dan yang terakhir adalah telur. Siap deh dieksekusi sama kaum - kaum kelaparan ini hahaha -_-
Benar sekali kita adalah kaum - kaum kelaparan, buktinya semua tak tersisa sedikitpun. Ya walaupun awalnya sempat ingin mengambil duluan alias berebut. Setelah makan, masuklah kami semua ke tenda masing - masing untuk mencari kehangatan. Bukan tak lain ya tidur.


-tidur dulu yaa-


Jumat, 5 Februari 2016
Selamat pagi..
Ohayou Gozaimasu..
Sugeng Enjing..
Nah pagi ini kabut cukup tebal, buktinya view gunung Sindoro di seberang kami tak terlihat sedikitpun, dingin menusuk tulang. Berdiri 5 menit tidak bergerak sudah merasa kedinginan, untungnya si Frans masak air yang nantinya dibuat untuk kopi atau susu dari logistik yang kami bawa. Sambil cemal - cemil roti tawar yang dituang dengan susu kental manis. Niatnya mau masak, tetapi nanti tidak keburu sampai ke puncang. Akhirnya kami memasukan semua logistik yaitu nasi, telur, mie, minuman instan, dan seperangkat alat masak ke kantong plastik yang nantinya akan dibawa dan kami akan masak saat sampai di puncak. Sebagian mempersiapkan barang bawaan, sebagian juga sibuk dengan kamera masing - masing. Karna puncak Sindoro sedikit mulai terlihat..

Halo Sindoro

Yang tertutup aja bisa terlihat indah

mendung 



Ini nih yang sibuk mencari angle yang pas

"Kak Anis"   *Langsung nengok

pie? Mantep to?

Itu Andrew lagi ngapain ya? Hahaha


yang lainnya sibuk prepare, eh ini anak malah ngeksis sendiri -_-





Pukul 07.00 kita mulai meninggalkan tempat camp kami, yang dibawa hanyalah barang - barang yang sekiranya nanti digunakan saat di atas. Tapi sebelum berangkat ada baiknya foto full team


Susah sekali lho buat dapat foto ini, mau minta tolong orang yang lewat. Pada ndak berani buat memulai. Alhasil pakailah tripot kecil milik kybel. Ya walaupun jatuh terus kameranya karena tanah yang miring. Cukup 2 cepretan kami sudah merasa puas. Lanjut perjalanan ke atas, kali ini kami bersama rombongan makcik - makcik dari Malaysia, tapi kami punya sebutan khusus yaitu upin - ipin hehe.. Selama perjalanan jika sudah terlihat makcik - makcik ini, kami jadi semangat alias tidak mau kalah ataupun keduluan dengan upin ipin ini.
Kalau sudah bilang "Buruan, Upin Ipin sudah mendekat"
Nah semangatlah kami melanjutkan perjalanan, meski rasanya sudah tak kuat lagi. Walaupun tidak membawa barang bawaan alias tas seperti saat pertama kali naik. Kali ini kami hanya membawa 3 tas yang di bawa oleh 3 orang tentunya, tapi nanjaknya sama - sama berat, bebatuan licin, tanah licin, dan sedikit pepohonan pastinya. Pos yang akan kita lewati yaitu Pestan berupa tanah lapang yang luas, sedikit pepohonan, cocok untuk membangun tenda tapi anginnya tidah terhalang jadi lumayan lebat. Butuh sekitar 45 menitan untuk  sampai ke sana dari post camp kami menuju pestan ini.



Sipo dan Frans berjalan lebih dulu karena akan mengambil air di salah satu mata air sebelum watu kotak, dan kami akan bertemu di Watu kotak kemudian baru melanjutkan ke pos selanjutnya..

Selanjutnya adalah pos Pasar Watu, seperti namanya disana memang banyak sekali batu - batu, dan cukup licin tentunya.. Selama perjalanan lapar menyerang, ya pastilah karna kami hanya sarapan kopi panas dan juga beberapa slise roti tawar itu hanya bertahan 1 jam paling lama. Nah saat membuka tas ternyata oh ternyata makanan ringan yang tadinya dimasukan ke kantong plastik tidak dimasukan ke tas yang akan dibawa ke puncak, melaikan hanya dimasukan di dalam tenda. Untungnya di tas Upi ada sebungkus biskuit dan 2 bungkus snak kering. Pasti taulah bagaimana rasanya itu makanan dibagi untuk 12 orang, untuk minum kita juga menghemat lantaran baru sampai tengah sudah habis 3 botol ukuran 1,5 Liter. Ya meskipun masih kelaparan, semangat kami untuk melanjutkan tak luntur.





Nah setelah pasar watu kami menuju Watu Kotak, entah apa yang mendasari namanya. Padahal watunya pun juga biasa aja. Tidak ada kotak - kotaknya. Nah di tempat ini kami meninggalkan beberapa botol kosong milik kami, karna embun cukup pekat menimbulkan tetesan air pada bebatuan yang ada di sana. Dan meninggalkan 1 tas besar milik rombongan kami, karna setelah ini medan yang ditempuh akan lebih berat lagi. Saat sampai di Watu Kotak ppada saat yang bersamaan pula rombongan makcik - makcik dari Malaysia juga sampai di tempat ini. Alhasil kami hanya beristirahat sebentar, setelah itu mulai melanjutkan perjalanan lagi.

Butuh waktu 4,5 jam untuk sampai ke pucak atas. Di Sumbing ada 2 puncak yaitu puncak kawah dan puncak Rajawali / puncak Buntu yang paling tinggi.











Dan mereka membuat koalisi sendiri -__-
Geologi
KOALISI GEOLOGI

FMIPA

GEOFISIKA


KEBIDANAN

PETERNAKAN tapi ngakunya anak MESIN

Dingin sekali di atas, kabut tebal membuat Sindoro tak terlihat sama sekali yang ada hanya pemandangan putih - putih. Kali ini Sipo, Frans, Daniel, Sumaher dan Iqbal duluan. Sisanya sibuk ceprat - cepret sampai puas. Hampir 1 jam kami di atas, lalu kami memutuskan untuk turun karena hujan mulai turun (rintik - rintik) entah ini hujan beneran atau tetesan embun dari kabut tebal..

Waktu yang dibutuhkan untuk turun memang jauh lebih sedikit daripada saat kami naik menuju puncak. Di sini kekuatan kaki sangat diuji karena tumpuan kita hanya ada di kaki untuk menahan supaya tidak kejauhan, dan bisa - bisa terjun ke jurang. Tangan yang kuat juga dibutuhnya untuk bertahan pada sisa - sisa bebatuan yang ada di sana.
Hujan yang awalnya gerimis kecil lama - kelamaan menjadi besar dan semakin besar dan juga diikuti dengan angin kencang, kami hanya bisa menunduk dan jongkok di samping pepohonan kecil untuk berlindung. Nah salahnya kami adalah jas ujan ditinggal di Tenda, hanya 2 orang yang memakai yakni aku dan Andrew karean kami tak mengenakan jaket polar alhasil jas ujan milik Upi, aku yang memakainya. Kali ini kami membentuk formasi untuk memudahkan jika terjadi sesuatu.
Yang paling depan ada Kybel selanjutnya Dewi, Dilah, Kris, Anis, Andrew dan yang terakhir Upi. Berhubunga jalan yang kami lalui adalah jalan air mengalir juga, alhasil kita harus ekstra hati - hati jiga tidak mau terpeleset dan kecebur.
Dua sampai Tiga jam kamu baru sampai ke tempat camp dan langsung masuk ke tenda masing - masing, dan apesnya aku terpeleset di depan tenda. Akibatnya celanaku full lumpur. Nah anak - anak laki yang sampai ke tenda duluan sudah memasak mie, gantianlah sekarang mereka yang masak buat kaum wanita hehehe..
Jam 15.00 kita semua sampai ke tenda, semuanya masuk ke tenda masing - masing. Hanya saja tenda Sipo yang digunakan untuk masak mie cukup penuh dan anget juga sepertinya karena ada api. Nah dilain sisi tenda cewek dengan membersihkan diri, ganti pakaian dengan yang keringlah. Nah awalnya aku tidak mau ganti baju kering karena aku hanya membawa baju satu dan itu akan dikenakan pas sampai basecamp sekalian mandi. Tapi berhubung badan tidak bisa diajak komprobi dan sudah cukup menggigil akhasil aku ikutan ganti baju sama seperti dilah. Iya memang betul setelah ganti baju rasa menggigil sudah berkurang dari sebelumnya. Dan kami ngepacking barang bawaan masing - masing dan pukul 16.00 bergegas turun karena Dilah besok ada musyawarah mahasiswa di Kampusnya. Jadi mau tidak mau ya hari ini kami semua harus pulang, setidaknya sampai di Semarang. Semua sudah siap dengan memakai jas ujan milik masing - masing, keluar dari tenda dan mulai merobohkan tenda masing - masing.

Jujur ini pengalaman pertama melipat tenda dengan keadaan hujan lebat seperti ini, lumpur - lumpur menempel ke tenda menyebabkan tenda semakin berat dan pastinya tidak dimasukan ke caries melainkan kami tenteng. Sampah yang kami hasilkan juga cukup banyak, hampir setengah trashbag. Beban pundak bertambah berkali lipat karena baju basah.
Sebelum pulang alangkah baiknya kami berdoa menurut keyakinan masing - masing, semoga diberi keselamatan sampai ke tempat tujuan. Berhubung jalannya benar - benar licin sekali alhasil selama berjalanan kita main perosotan layaknya anak kecil. Karna itu juga tidak berat, hanya bermodal pertahanan kaki kami dan kesigapan kami untuk mendarat dengan baik, tanpa harus kecemplung ke cekungan. Nah perasaan sudah ganti celana dan baju, tapi aku merasakan celanaku kok basah. Langsunglah aku cek, dan ternyata jas ujan celanaku sudah robek tak berbentuk. Yah percuma dong tadi ganti celana. Mau tak mau harus dipakai sampai ke Tembalang -__-
Setelah melewati pos 2 menuju pos pertama kami salah memilih jalur, beda sekali dengan jalur yang kamu lalui saat perjalanan naik. Medannya ini dengan kemiringan yang lumayan wow dan sangat licin, seperti jalur motor trail dengan kubangan air hujan yang mengalir. Selama perjalanan ini cahaya matahari sudah sedikit menghilang dan berganti menjadi gelap dengan modal senter hanya 2 yang dipakai pada orang yang paling dengan dan yang paling belakang. Aku sendiri sudah lelah buktinya selama jalan aku terus yang terpeleset. Kaki ini sudah tak mau bertahan, terdengar suara azdan yang menjadi tanda bahwa pemukiman penduduk semakin dekat dan kami semakin dekan ke pos 1.
Dan jam 18.30 sampailah kami ke pos 1, langsung memesan teh panas dan gorengan sembari merebahkan badan ini.

Nah Sumaher dan Sipo sedang sibuk menawar ojek, seperti yang diceritakan di awal tadi kalau ada ojek dari basecamp ke pos 1 begitu juga sebaliknya. Karna kami semua sudah tak kuat untuk merjalan lebih dari 10 Km, kami memutuskan untuk naik ojek dan mendapatkan harga yang lumayan murah dari sebelumnya. Berhubung kami rombongan ada 13 orang makanay satu anak kena Rp. 20.000,00. Nah 10 menit kemudian mulailah satu persatu dari kami mengikuti tukang ojek dan mulai menaiki motornya. Ojek yang aku naiki tanpa menggunakan lampu motor hanya menggunakan senter yang kupunya dan penerangan dari kawak ojek di belakang maupun di depannya. Selama perjalanan hanya komat kamit isinya, gimana tidak takut dan ngeri? Jalan bebatuan menurun, tak ada penerangan, hujan lebat, dan jalanpun licin. Tak bisa membayangkan jika terjadi apa - apa -,-
Mulailah kami satu - ersatu sampai ke basecamp, dengan badan basah kuyup dan menggigil Huhhh
Yang paling lucu adalah si Kybel, dia memakai jas ujan tapi dengan pakaian yang dikenakan basah kuyup, alhasil selama perjalan di boncengin ojek dia menggigil, eh si doi bilang ke mamang tukang ojenknya
" Mang jangan getar - getar ya, ini saya semakin menggigil"
Gimana engga goyang coba? medan yang dilalui saja jalan berbatu, ya pasti getaran timbul di sana - sini. kami yang mendengar cerita itu hanya bisa tertawa. Antara meledek atau justru lucu hehehe...
Yang lainnya pada mandi dan bersih diri dan aku hanya mematung dengan jas ujan dan bergerak maju mundur untuk menghilangkan rasa dingin ini. Cukup lama menunggu mereka beberen, alhasil mengambil salonpas koyo dipotong dan ditempel ke atas hidung. Katanya ya biar enak nafasnya dan anget, Eh yang lainnya pada ngikut. Sambil bergilir Gel Koyo untuk nyeri atau keseleo, katanya tidak ada efeknya dan tidak panas. Ya sudah mereka mengoleskan ke bagian tubuh mereka dan itu cukup banyak. Nah 10 - 15 menit kemudian panasnya baru berasa, Nahlo rasakan itu hehehe, sok sok an sih itu.

Pukul 20.15 an kami memulai perjalanan ke Semarang, hujan kali ini semakin lebat dan kata seorang teman ternyata sampai Temanggunga masih hujan. Kali ini kami memilih jalan Kota, tidak berani lewat Sumowono karena sepi dan sedikit lampu penerangan. Nah selama perjalanan si Kybel menggigil kedinginan karna hujan lebat ini berasa dilempari batu dan itu sakit sekali. hahaha Untungnya dia mengajak bincang - bincang terus jadi ya tidak mengantuk selama perjalanan. Saat kami berhenti di salah satu SPBU di daerah Magelang untuk turun dari motor saja susahnya minta ampun. Kaki ini tidak mau digerakan dan sakit sekali rasanya kaku. Baru berdiri 5 menit badan sudah menggigil ke mana - mana. Langsung lah cus ke Semarang, setelah melewati Jalan Magelang - Ambarawa yang biasanya dilewati Mobil - mobil berat semuanya mulai menaikan kecepatan motornya masing - masing. Mentang - mentang sudah tau jalan pulang jadi sok sok an pembalap ini. dan sampainya di turunan ke Bandungan jalanan macet sekali karena jalan yang biasanya digunakan 1 arah dirubah menjadi 2 arah karena ada mobil kontainer yang lepas kendali *miring dan kemungkinan bisa terguling. Nah si Kybel sok sok an lewat sisi kiri yang itu hanya bisa dilewati satu motor aja. Entah dia mengantuk atau terlalu semangat, motor yang kami naiki nyelip di perpindahan aspal paling pingkin alhasil kami oleng dan untungnya Kybel bisa mengembalikan keseimbangan sehingga kami tak terjatuh. Setelah kejadian itu mata yang awalnya sangat mengantuk ini semakin  melek dan bahkan terang benderang. Mungkin kalau punya penyakit Jantung bisa langsung kontraksi kali yaa...
Taraa jam 11.45 kami mendarat cantik di Kontrakan Sipo
Alhamdulillah sampai Semarang, dan suhu badan menjadi panas..


" Kamu tidak harus pergi jauh dengan orang yang sebelumnya kamu kenal,
tapi dengan kamu pergi jauh dan dengan orang yang belum kamu kenal sama
sekali itu sangatlah menantang dan membuat dirimu semakin peka dengan 
situasi sekitar"




---------- o ----------
 
Blogger Templates