Social Icons

Jumat, 21 Oktober 2016

TITIK BALIK - Rani R Moediarta

#Ulasan2016




Perjalanan Rani keliling Nusa Tenggara dan singgah di Pulau Kepa adalah perjalanan seorang wanita kota yang berniat mengambil jeda dari kecamuk batin yang dialaminya. Dia tak pernah menyangka alam semesta mempunyai kehendak lain. Seorang lelaki misterius telah menunggunya di sana.

Avatar, seorang turis asing asal France yang menemani hari-hari Rani selama berada di Pulau Kepa. Banyak hal yang diajarkan Avatar kepada Rani, yang akhirnya ia bisa mengenal dirinya sendiri hingga partikel yang paling kecil. Hal inilah yang membuat Rani merasa tak sia - sia untuk pergi menenangkan pikiran dari aktivitas kantor yang menjadikannya sebagai misfit. Mulai belajar menggunakan logika bukan lagi sekedar perasaan atau hanya rasa kasihan, menyembuhkan sakit yang dirasakan dengan diri sendiri bukan dengan bantuan dokter. Karna menurutnya dokter hanya sekedar meredakan rasa sakit dan menghilangkan penyakitnya, bukan menghilangkan dari sumber aslinya yaitu diri kita sendiri.

Sampai di hari terakhir Rani berada di Pulau Kepa, ia pun tak merasakan kesedihan saat berpisah dengan Avatar. Satu hal yang Rani sayangkan, ia sendiri tak tau siapa nama asli Avatar, dimana alamat tinggalnya. Lantas ia menanyakan pada rekannya Katharina yang mengurus semua kebutuhannya selama di Pulau Kepa. Tetapi kenyataan yang diterima membuat Rani semakin bertanya-tanya, siapa sebenarnya Avatar? Apa motifnya? Atau dia hanya seorang yang hadir melalui fantasinya karna ia sangat sedang membutuhkan teman bicara, sehingga Avatar muncul melalui imajinasinya?

"You will experience what you believe" (Hal.45)

"Semua pikiran bergetaran negatif itu akan membawa kita ke sebuah sungai berarus deras, tetapi kita tidak harus ikut arusnya. Kita bisa bermain - main dipinggirnya dan menonton. Untuk bisa jadi penonton yang tidak tercebur ke arus deras, kita harus tau jalan PULANG" (Hal.168-169)

"Lihatlah bintang - bintang itu. Kalau kamu hanya menggunakan indramu, mereka terlihat jauh. Tapi, cobalah raba mereka dengan hatimu. Kau akan rasakan cahayanya menembus dan menghangatkan jantungmu. Kau dan mereka tiada beda. Berasal dari sumber yang satu. Dari semesta yang satu. Kita adalah satu. Alam tidak pernah lupa. Kitalah yang sering lupa" (Hal.254)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates