Berkisah tentang seorang anak yang tinggal diperantauan jauh dari orang tuanya. Sang ibu menanam sebuah tanaman di tempat tinggal anaknya, sebagai tanda keadaan ibunya. Begitu pula dengan sang anak, ia juga menanam tanaman di rumah ibunya. Saat tanaman di rumah ibunya mengalami perubahan warna daun dan berguguran, sang ibu langsung menanyakan keadaan anaknya. Dan memang benar sang anak sedang dilanda kesulitan. Hal ini sudah terjadi sampai beberapa kali. Tapi pada suatu ketika, pohon sang anak kering dan mati. Sang ibu lantas menanyakan keadaan sang anak, namun sang anak mengatakan ia dalam keadaan baik - baik saja. Mulai sejak itu ibunya beranggapan bahwa pohon tidak menjadi patokan keadaan seseorang, padahal di lain sisi yang sebenarnya terjadi adalah sang anak sedang dilanda kesulitan. Tapi ia enggan menceritakan keadaan itu pada ibunya, karna ia tau bahwa cerita itu akan sangat melukai ibunya.
-Drama Itu Berkisah Terlalu Jauh-
Ning dan Bagus sudah bersahabat sejak kecil, meskipun umur mereka terpaut 3 tahun. Rumah mereka bersebrangan, tidak jarang mereka bermaiin bergantian ke rumah salah satu hingga larut petang. Tak heran orang tua mereka sering mengira bahwa anak mereka tertukar. Ning selalu setiap sore bermain catur dengan bapaknya Bagus begitu pula dengan Bagus.
Orang tua mereka sama - sama guru sd, sehingga sewaktu sd Ning bersekolah di tempat ibu Bagus bekerja dan Bagus bersekolah di tempat ibunya Ning mengajar. Alasannya adalah biar mereka tidak manja jika bersekolah di orang tuanya mengajar. Kedekatan mereka mulai merenggang setelah Ning melanjutkan kuliah ke Jogja dan Bagus masih belajar di bangku SMA.
"......, masa lalu yang memberi lahan bagi rasa rindu, dan masa sekarang yang bergerak tidak untuk menjauhi perasaan - perasan masa laluku." (Hal.31)
"...., kadang kala banyak jalan hidup yang tidak bisa kita pahami. Hidup ini bukanlah sesuatu yang bisa kita pilih. Ini bukan masalah senang atau tidak senang. Tapi putuskanlah. Sebab hidup ini adalah sebuah keputusan."(Hal.53)
"Percaya saja hukuman itu akan datang, entah kapan dan datang dari mana. Tapi kalau kamu tidak mencoba untuk berdamai dengan masa lalumu, maka akan rugi. Semua itu hanya akan membuat mereka terus berteriak menyoraki kehidupanmu."(Hal.55)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar