Buku ini merupakan dwilogi dari Pejalan Anarki yang berkisah tentang sepasang yang melawan, El dan Sekar. Habis sudah air mata Sekar menangisi kepergian El dalam hidupnya. Waktunya ia habiskan hanya untuk diam dan sangat diam dengan memutar kembali memorinya bersama El, setiap apa yang ia lihat selalu ada kenangan bersama El.
Sekarpun tersadar dan akhirnya untuk pertama kalinya ia memeluk dan juga merasakan kehadiran seorang ayah dalam hidupnya, ia pun memutuskan untuk berhenti hidup dalam kesia - siaan juga kesedihan yang berlarut - larut untuk terus melanjutkan hidupnya. Sekar mulai menata hidupnya dengan mencoba mencari pekerjaan di kota dan akhirnyapun ia diterima bekerja di salah satu kampus swasta di Jakarta.
Sebelum kepergiannya dari Bandung dan berpindah ke Jakarta, ia memutuskan untuk melakukan pendakian ke Gunung Merbabu.
Sepanjang perjalanan menuju Gunung Merbabu ia selalu menemui hal - hal yang membuat pikirannya memutar kembali memorinya bersama dengan El. Ia juga sempat mampir ke Kedai Djelajah dan bertemu dengan Mas Dewo.
Tak hanya Mas Dewo bahkan Mas Gito dan Pak Parman yang biasa El anggap sebagai keluarga sendiri menanyakan kenapa Sekar pergi kesini sendiri. Sekarpun mulai menceritakan apa alasannya dan semua kejadian hingga kepergian El dalam hidupnya. Sampainya di basecamp pendakian Merbabu ternyata jalur pendakian merbabu via Selo sedang ditutup. Akhirnya Sekar memutar rencananya dan memilih untuk melakukan pendakian ke Gunung Merapi.
Satu jam sudah setelah ia meninggalkan basecamp Barameru ia sudah sampai di Pos 1. Setelah beristirahat sebentar ia melanjutkan lagi perjalanannya menuju Pos 2. Saat berada di Pos 2 ia memilih untuk istirahat lebih lama di sana, matraspun mulai digelar di bawah beberapa pohon teduh. Kini telah berbaring seorang pejalan solo, Sekar Indurasmi dengan berbantal kedua lengannya ia menikmati suasana Pos 2 Gunung Merapi. Cukup lama Sekar terlelap dan masuk dalam dunia mimpinya, hingga suatu ketika ia terbangun dan melihat sosok laki - laki, Rama namanya.
"Hidup adalah perjalanan yang tidak menawarkan pilihan lain selain dijalani. Segala fantasi ini akan kembali pada yang hakiki. Akan tiba waktu dimana segala kepingan - kepingan ini akan kembali menjadi satu. Kemanapun engkau pergi untuk mencari adalah sama, sebab aku tidak ke mana - mana, aku selalu disitu bersamamu, bahkan sebelum engkau mengenal nama untuk menandai keberadaanku. Karena sesungguhnya, sayangku. Aku, yang selama ini kau cari ke mana - mana, adalah dirimu" (Hal. 125)
"Mereka merampas matahari terbenam
Langit keemasan jadi baliho, hotel, dan pertokoan
Apabila orang - orang dimuntahkan ke jalan raya
kota mendadak bising dan tergesa - gesa
itu artinya waktu senja" (Hal. 215)
Pengen tau seperti apa ceritanya selanjutnya? langsung aja baca bukunya.
hehehe
Kapan bisa di sediakan dalam bentuk PDFnya.
BalasHapusmaaf, saya tidak menyediakan bentuk pdfnya. Kalau memang mau baca mungkin bisa pinjam teman atau beli langsung ke tokodjelajah atau pustakatropis.wanadri
Hapussaya ada pdf nya
HapusAda WhatsApp? Kirim dong
HapusAda WhatsApp? Kirim dong
HapusKirim dong
HapusMasih ada stok nya. ?
BalasHapusDi daerah makassar sudah kosong katanya,
BalasHapusizin share yahh gan
BalasHapus