#Ulasan2017
Trauma masa lalu Kinan membuatnya enggan untuk keluar rumah. Ya, kejadian saat ia bermain dengan teman kecilnya, terjadi kecelakaan yang menimpa temannya. Akibatnya Kinan dimarahi oleh kedua orang tuanya, "anak baik itu selalu ada di rumah". Kalimat itu terpati jauh di dalam diri Kinan. Selain itu, kecelakaan Eyang kesayangannya juga terjadi saat Kinan berada di luar rumah. Ia terus menyalahkan dirinya sendiri, dan kenapa orang - orang di sekitarnya lah yang mengalami hal buruk tersebut.
Ajakan nonton film dan nongkrong untuk remaja seusianya selalu ia tolak. Ia lebih memilih untuk menghabiskan waktu di rumah, tepatnya di dalam kamar. Duduk di balkon dan menghadap ke atas, memandangi awan - awan. Tak jauh beda dengan Krisna adik laki - lakinya yang tak pernah beranjak dari layar komputernya saat memainkan games kesayangannya, ia hanya keluar kamar saat merasa lapar.
Pertengkaran kedua orang tuanya dan nyaris sampai pada tahap perceraian, membuat Kinan dan Krisna membuat nadzar melakukan sesuatu yang ia benci dengan catatan ayah dan ibunya tidak berpisah.
Kinan yang tak pernah mengeluhkan kesibukan kedua orang tuanya merasa sangat dicurangi, karna saat ia dan adiknya berbuat kesalahan maka akan dihukum dengan dikunci di dalam toilet selama satu jam. Nah ini disaat kedua orang tuanya salah kenapa mereka justru tetap merasa benar? Hal itulah yang akhirnya membuat Kinan menumpahkan segala kepenatannya selama ini.
Kedua orang tuanya merasa tertampar oleh semua ucapan Kinan. Mereka baru menyadari bahwa selama ini tidak mengenal kedua anaknya, apa makanan kesukaan? alergi yang dimiliki Krisna, Krisna yang pernah menjuarai DOTA tingkat nasional, dan semua hal kecil lainnya.
Keesokan harinya Kinan mendapati ibunya yang sudah sibuk di meja makan, ia kaget bukan main. Biasanya ibunya sudah berdandan cantik dengan pakaian yang matching dari atas hingga tas. Dan memilih untuk bertemu dengan kawan sosialitanya, tapi justru hari ini ibunya tampil tanpa make up dan hanya memakai daster. Sikap ibu dan ayahnya juga berubah. Hal itu membuat Kinan senang tapi juga takut, karna nadzar yang diucapkannya adalah ia rela pergi mendaki gunung, ke pantai dan melakukan kegiatan alam bebas lainnya, serta melakukan backpacker selama 30hari asalkan kedua orang tuanya tidak berpisah. Jika Krisna ia hanya tidak akan bermain DOTA selama 30 hari. Meski berat untuk Krisna, namun ia rela melakukannya, asal keluarganya tetap bersama.
Sedangkan Kinan merasa risau apakah ia akan mampu melakukannya? sedangkan ia keluar rumah pada saat-saat mendesak, pergi ke toko buku pun hanya sekadar membeli buka yang sudah diincarnya, dan ia harus mampu bertahan selama 30 hari dijalanan. Apakah ia akan bertahan sampai hari ke 30 atau justru ia memilih untuk mengurungkan niatnya itu?
Dalam buku ini kita belajar bahwa tak sekalipun berpergian sendiri membuatmu merasa sendiri, justru dari kesendirianmu itulah kamu bertemu dengan banyak orang yang akan menemani perjalananmu dan juga memberikan banyak pembelajaran untukmu.
Sendiri pun oke, bersama pun akan lebih oke.
"Manusia memang bukan siapa - siapa. Seperti pohon yang merasa gagah bisa menjatuhkan buahnya, padahal inti bumi yang telah menariknya. Seperti laut yang bangga bisa mengikis daratan, padahal gravitasi bulan yang menjadikannya pasang. Seperti ubur - ubur yang gembira dengan tarian tubuhnya, padahal ombak laut yang menggerakannya."(Hal.265)
----o----
Tidak ada komentar:
Posting Komentar