Ana Tidae putri dari Shinta Aksara yang sepak terjangnya di dunia musik hingga berhasil keliling Eropa bermodalkan suara emasnya. Bertemu dengan Juang Astrajingga, pemuda dengan penampilan kumal, dengan rambut ikal seleher yang hampir lusuh. Mereka dipertemukan karna Juang yang profesinya sebagai wartawan dan ingin mengangkat sepat terjang mendiang Ibu Ana Tidae.
Di sisi lain, Juang dibesarkan di keluarga yang pragmatis yang senantiasa mesti tunduk pada Orde dulu, bahkan semua keluarganya terseret dan di cap komunis. Meskipun ia tau bahwa ayah dan ibunya tidak pernah milih untuk berada di kiri atau kanan. Hinaan yang di dapatnya sejak kecil dari teman sekitarnya berakibat pada hukuman dan sang ayah, sikap keras kepala dari Juang hingga ia tumbuh dewasa membawa pertengkaran pada ayahnya dan berujung pada kepergian Juang dari rumah.
Bukan hanya itu, atas kecintaannya berpetualang. Surel yang sejak lama dinantinya, akhirnya memberi kabar baik untuk Juang, tentang ijinnya meliput hingga pelosok negeri di ujung timur sana.
Bukan hanya liputan wisata yang sudah duluan memukau wisatawan, tapi juga polemik masyarakat yang ingin memerdekan diri dari Indonesia. Hal itulah yang membawa ia dan temannya ke dalam bahaya yang mungkin akab membekas diingatannya kelak. Terasingkan, hingga 3 bulan tak ada kabar.
Lantas apa yang akan dilakukan Juang untuk Ana Tidae, tidakkah ia akan berdamai dengan Ayahnya?
"Puncak gunung seperti cita - cita. Saat kita memulai perjalanan, kita harus berdoa sebelum melangkah. Di perjalanan, kita terjatuh dan bangkit berulang. Kita menemukan siapa diri kita yang sesungguhnya dalam perjalanan menuju puncak. Dan jika kita gagal,..... bukan berarti perjuangan selama perjalanan sia - sia. Kita belajar untuk menjadi manusia yang lebih baik" (hal.26-27)
Mas masih ada kah buku konspirasi alam semesta dengan cover sepeeti di gambar ?
BalasHapus